Jakarta (ANTARA) - CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite menilai Kementerian Kehutanan menunjukkan perubahan signifikan dalam pola komunikasi dan koordinasi sepanjang satu tahun terakhir.


Jamaranin, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyebut peningkatan keterbukaan dan dialog intensif terus dijalin dalam rangka mewujudkan perlindungan hutan jangka panjang dan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.



"Keterbukaan yang meningkat, kesediaan berdialog dengan lebih intensif, telah membuka dan menciptakan ruang diskusi yang lebih terarah dan produktif," katanya.


Pendekatan yang lebih inklusif, kata Jamartin, mendorong terciptanya pemahaman bersama serta penyelarasan upaya di tingkat kebijakan dan operasional di lapangan.






Ia berharap semangat kolaborasi ini terus diperkuat untuk mewujudkan perlindungan hutan jangka panjang dan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.


Jamartin menekankan pentingnya peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan satwa liar, terutama orangutan sebagai spesies kunci konservasi.


“Hal ini memerlukan kebijakan yang lebih terukur, pengawasan yang konsisten serta implementasi lapangan yang efektif,” katanya.








Pada kesempatan itu, Jamartin optimistis momentum positif saat ini dapat menghasilkan perubahan nyata.


“Kami meyakini bahwa komitmen bersama pasti dapat menghasilkan perubahan nyata, demi masa depan Indonesia dan keberlangsungan seluruh kehidupan yang bergantung pada kelestariannya,” katanya.