Cuaca ekstrem tidak bisa kita kendalikan, tetapi kesiapsiagaan bisa dan harus kita siapkan. Keselamatan adalah prioritas utama, dan itu menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan operasional ASDP,

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Heru Widodo menegaskan, kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem dilakukan pihaknya demi menjaga keselamatan dan kelancaran layanan penyeberangan pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026.



"Memasuki periode layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, ASDP menempatkan keselamatan sebagai prioritas tertinggi di tengah potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung selama puncak musim hujan," kata Heru dalam keterangan di Jakarta, Jumat.


Dia menyampaikan, kesiapsiagaan operasional diperkuat guna memastikan layanan penyeberangan tetap berjalan aman, terkendali, dan bertanggung jawab, khususnya di lintasan strategis Merak-Bakauheni.


Ia menuturkan, langkah itu dilakukan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan terjadi lebih awal di wilayah barat Indonesia pada November hingga Desember 2025, sebelum bergeser ke wilayah selatan dan timur pada Januari hingga Februari.







Di sekitar Pelabuhan Merak, kata Heru, aktivitas arus permukaan sejak awal November terpantau meningkat dengan kecepatan 32–103 cm per detik, kondisi yang menuntut kewaspadaan tambahan dalam pengelolaan operasional penyeberangan.


Ia menegaskan, dinamika cuaca tidak mengurangi standar keselamatan layanan. Setiap kebijakan operasional berpijak pada prinsip kehati-hatian dan perlindungan pengguna jasa.


"Cuaca ekstrem tidak bisa kita kendalikan, tetapi kesiapsiagaan bisa dan harus kita siapkan. Keselamatan adalah prioritas utama, dan itu menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan operasional ASDP,” tutur Heru.


Sebagai langkah mitigasi, ASDP menyiapkan upaya antisipatif di empat cabang utama Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk mulai dari kesiapan tugboat pendukung operasional, peningkatan kesiapan armada dan fasilitas pelabuhan, hingga penguatan sistem komunikasi dan informasi.







Koordinasi intensif juga dilakukan dengan BMKG untuk pemantauan cuaca pelabuhan dan jalur penyeberangan secara berkala, serta dengan regulator seperti Syahbandar dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), terutama dalam pengambilan keputusan buka-tutup pelabuhan.


“Kecepatan informasi dan ketepatan koordinasi menjadi kunci keselamatan di tengah cuaca yang dinamis. Karena itu, kami memastikan seluruh pihak bergerak dalam satu komando,” tambah Heru.


ASDP juga menyiapkan buffer zone di Rest Area KM 43, KM 68, serta area Pelabuhan Indah Kiat sebagai lokasi penampungan tambahan.


Pada lintasan Merak-Bakauheni, sebanyak 28 unit kapal dioperasikan pada kondisi normal dan ditingkatkan menjadi 33 unit kapal saat puncak arus melalui koordinasi dengan KSOP.







Kesiapan fasilitas juga 1at. Pelabuhan Merak menyiagakan tiga posko kesehatan, 31 toll gate, 217 titik CCTV, serta 131 unit toilet. Sementara Pelabuhan Bakauheni didukung dua posko kesehatan, 92 unit toilet, 167 titik CCTV, serta 27 loket dan vending machine.


ASDP mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca, mematuhi arahan petugas di pelabuhan maupun di atas kapal, serta tidak memaksakan perjalanan jika kondisi tidak memungkinkan.


“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. ASDP akan terus memastikan setiap penyeberangan berlangsung aman, tertib, dan mengedepankan perlindungan pengguna jasa,” kata Heru.